suryadi kurniawan

Bunga yang salah musim…

Mekar tidak di waktunya


Sesosok nan begitu ranum

Bersinar diantara yang lain

Sebab ia terlihat beda

Dengan niat tak ingin berbeda


Sebagaimana angin terlanjur berhembus

Maka luruhlah kesadaran diri

Tak tahu kemana air akan mengalir

Tak tahu dimana sepi lalu merayu


Namun sungguh tak ada kecewa

Karena sekumpulan kebutaan

Dari sebagian yang peduli

Dan sebagian yang tak mau tahu


Maka jadikanlah aku mengerti

Menjadikan kau sebagai prasasti

Yang kukenang dan kupandang

Yang di dalamnya ada kerut dahi


Dan sejenak aku tertunduk

Memimpikan nasehat yang tergeletak

Menanti untuk dipungut

Menanti ditempelkan di hati


Demi sebuah kepolosan abadi

Biar semua itu jadi berwujud

Sehingga mudah ditelusuri

Dan jelaslah terlihat bintang angkasa


Dan bunga yang salah musim…

Biarlah ia mekar tidak di waktunya

(S KURN-5/4/08)


suryadi kurniawan
Yang menghela nafas dan mengayuh
Yang menyeka peluh dan merenung

Ada padanya kebanggaan yang dalam
Ada padanya keinginan yang besar

Ia bukanlah penghamba berhala
Ia bukanlah penghujat waktu

Karena aku menjadi saksi
Karena aku menjadi bukti

Wahai pengurai senyum...
Wahai penepuk bahu...

Cukup satu kata yang dituliskan
Cukup satu bisik yang disingkap

Karena padamu ada setia
Karena padamu ada berkorban

Sejatinya tiada lagi hasrat berdiri
Sejatinya tiada lagi ingin berlari

Namun diretas waktu mencari cahaya
Namun diretas rintang mencari suka

Diantara rimbun terjerat dan menangis
Diantara rimbun terjerat dan terpinggir

Tak satupun gerak menjauh
Tak satupun niat melepuh

Maka bila ada bingkisan di ujung jalan
Maka bila ada santunan di ujung malam

Itu layak untuk jiwanya yang mungil
Itu layak untuk raganya yang kerdil

Semuanya yang ada akan terwujud
Semua yang tiada kelak terwujud

Karena bakti pasti diwujudkan
Karena setia pasti dikembalikan

Sejenak lupakan mimpi dan bicara padaku
Sejenak lupakan sedih dan merajuk padaku

Aku ada di satu masa dan seterusnya
Aku ada di satu cinta dan selamanya

Untukmu ...
Hanya...

Yang menghela nafas dan mengayuh...
(S.KURN-26/08/08)
suryadi kurniawan
Saat sepi meracuni diri dan ketika semua rasa memaksa hati untuk tetap seksama,aku menuliskan ini semua.

Karena semua yang terlewat memang harus terlewat.Tapi tetap ada sesuatu yang dikenang agar menjadi pelajaran sekaligus pembuktian dari sebuah impian.Apakah usang atau jadi kenyataan.

Tentang mereka yang ada di sekitar nadi.Yang tampak atau menghilang sama sekali.Aku bahkan tak peduli.Karena bukan aku pengatur semua ini.Sungguh menjalani adalah tugas teringan dalam hidup jika kita semua memahami.

Jangan berontak dan karam!Menghanyutkan diri dan menghanyutkan orang lain adalah kecerdasan.

Sekian dulu.
ALX