suryadi kurniawan

Jiwa nan terantuk batu

Lalu berdarah pelipisnya

Ia membuka mata

Dan ia saksikan pohon menjulang


Dilepaskan kedua alas kaki

Lalu dipanjatlah pohon itu

Dan ia mendengar suara merdu

Dari nyanyian daun yang gugur


Sesaat kerut dahi

Lalu dijejakkan lagi dua kaki

Agar tercerabut dari tidur

Agarr terkesiap adari halusinasi


Sejatinya putaran hari

Bagai ibu menjentikkan jari

Supaya nadi tiada lelah berdenyut

Sebab aliran darah banyak dirangkumkan


Jangan satu hina diangkat ke angkasa

Menampakkan kerdil di mata naif

Memporak porandakkan buaian masa kecil

Meremukkan dongeng masa tua


Dan sebongkah ingin merajut raga

Mencambuki bulir nan menetes

Tapi pantang kedip mata sayu

Sebab semua ada di ujung sore


Maka ketika puncak pohon terenggut

Satu persatu buah ku rengkuh

Dan kubagikan pada pemapah tubuh

Karena tanpa alas tak mampu berdiri

Dan ini semua berkat mereka dan saya


S.KURN-26/08/08

0 Responses

Posting Komentar